fbpx

MILI Digital Payment Platform

Temu Tatap Muka Real Success with LinkedIn

SyaREA World bekerjasama dengan MILI sukses menyelenggarakan acara Temu Tatap Muka Real Success with LinkedIn yang diselenggarakan di Saung Dolken, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (2/11). 

Acara tersebut dihadiri oleh beberapa influencer LinkedIn ternama yang hadir secara offline maupun online untuk memberikan pandangannya masing-masing terkait isu tentang kemajuan teknologi beserta dampaknya terhadap peran manusia di dunia pekerjaan dan juga fenomena bakar uang yang dilakukan oleh kebanyakan perusahaan startup.

Dalam acara ini, banyak sekali media ternama yang ikut meliput berlangsungnya acara Temu Tatap Muka Real Success with LinkedIn seperti Republika, Media Indonesia, Berita Satu dan media lainnya.

Dalam kesempatan tersebut, MILI yang diwakili oleh Erik Yoachim selaku Deputy CEO MILI, mengatakan bahwa saat ini Indonesia berada dalam era web 3.0 yang mengusung konsep artificial intelligence atau intelektualitas buatan.

Bukan hanya manusia dengan manusia yang dapat berinteraksi satu sama lain, tetapi satu aplikasi dengan yang lain juga dapat berinteraksi. Web atau aplikasi juga lebih memanjakan penggunanya,” katanya kepada media awak saat itu.

Di sisi lain, menurutnya juga terdapat dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya kemajuan teknologi saat ini terutama pada lapangan pekerjaan yang lebih mengandalkan teknologi ketimbang manusia. 

Erik Yoachim Real Success with LinkedIn

“Dampak negatif lain dari web 3.0 adalah akan berkurangnya interaksi manusia secara emosional di dunia nyata dan ini akan mengurangi fitrah manusia sebagai makhluk sosial atau yang disebut dengan dehumanisasi,” tambahnya.

Menurutnya, di tengah sempitnya lapangan pekerjaan banyak sekali para pencari kerja yang mencoba untuk membuka usaha sendiri seperti pendirian startup-startup baru yang menitikberatkan pada pendanaan atau investasi.

“Hanya saja tidak mudah membuat usaha tersebut, ada beberapa contoh perusahaan startup yang bangkrut atau tutup. Penyebabnya perusahaan startup bangkrut adalah karena kehabisan modal di tengah jalan.” ungkapnya.

Dalam pandangannya, banyak sekali startup yang “kehabisan nafas” akibat bakar uang yang seringkali dilakukan.

“Ini yang kami namakan bakar uang, modal sudah keluar, usaha sudah berjalan, karyawan mulai nggak dibayar dan bisnis ngap-ngapan,” sambungnya.

Dampak yang sangat buruk menurutnya adalah perusahaan-perusahaan startup tersebut tidak mampu membayar hutang sehingga lambat laun perusahaan tersebut akan mengalami kebangkrutan.

“Inilah yang disampaikan oleh Pak Syamsul Safin, beliau sangat konsen kepada pengusaha yang ingin terbebas dari hutang, dan beliau juga mempunyai dorongan untuk membantu para banker agar angka NPL tidak tinggi,” katanya.

Atas dasar isu inilah para influencer LinkedIn bergerak untuk menyukseskan acara Temu Tatap Muka Real Success with LinkedIn sebagai bentuk kontribusi dalam memberikan solusi atas tingginya tingkat pengangguran di Indonesia dan fenomena bakar uang yang dilakukan oleh kebanyakan perusahaan startup.

Deputy CEO MILI tersebut juga menjelaskan bahwa MILI merupakan partner bisnis perusahaan telekomunikasi di Indonesia yakni Telkomsel. Hubungan keduanya sudah terjalin lama dan sangat baik sehingga MILI mampu berbisnis dengan basis digital dan mampu meraih keuntungan saat baru dimulai.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca juga:  Mau Hemat Konsumsi Token Listrik? Ini Caranya!